BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Masalah
Setiap gerak yang terjadi secara
berulang dalam selang waktu yang sama disebut gerak periodic. Karena gerak ini
terjadi secara teratur maka disebut juga sebagai gerak harmonik/harmonis. Apabila suatu partikel melakukan gerak
periodik pada lintasan yang sama maka geraknya disebut gerak
osilasi/getaran. Bentuk yang sederhana
dari gerak periodik adalah benda yang berosilasi pada ujung pegas. Karenanya kita menyebutnya gerak harmonis
sederhana. Banyak jenis gerak lain
(osilasi dawai, roda keseimbangan arloji, atom dalam molekul, dan sebagainya)
yang mirip dengan jenis gerakan ini, sehingga pada kesempatan ini kita akan
membahasnya secara mendetail.
Dalam kehidupan sehari-hari, gerak
bolak balik benda yang bergetar terjadi tidak tepat sama karena pengaruh gaya
gesekan. Ketika kita memainkan gitar,
senar gitar tersebut akan berhenti bergetar apabila kita menghentikan
petikan. Demikian juga bandul yang
berhenti berayun jika tidak digerakan secara berulang. Hal ini disebabkan karena adanya gaya
gesekan. Gaya gesekan menyebabkan benda-benda tersebut berhenti
berosilasi. Jenis getaran seperti ini disebut
getaran harmonik teredam. Walaupun kita
tidak dapat menghindari gesekan, kita dapat meniadakan efek redaman dengan
menambahkan energi ke dalam sistem yang berosilasi untuk mengisi kembali energi
yang hilang akibat gesekan, salah satu contohnya adalah pegas dalam arloji yang
sering kita pakai. Pada kesempatan ini
kita hanya membahas gerak harmonik sederhana secara mendetail, karena dalam
kehidupan sehari-hari terdapat banyak jenis gerak yang menyerupai sistem ini.
1 2.
Tujuan
Masalah
1.
Siswa
memahami karakteristik gerak harmonik sederhana.
2. Menganalisis
persamaan gaya, simpangan, kecepatan, dan percepatan pada gerak harmonik benda.
3.
Memahami
fase, sudut fase, dan beda fase pada gerak harmonik sederhana.
4.
Memformulasikan
persamaan periode dan frekuensi gerak harmonik sederhana.
BAB II
PEMBAHASAN
Gerak
Harmonik Sederhana adalah gerak suatu benda secara bolak balik melalui titik
keseimbangan, gerak ini terjadi secara teratur.
·
Gambar 1.1
Ayunan merupakan mainan yang
menerapkan gerak
Harmonik sederhana. Frekuensi
ayunan ditentukan
Oleh panjang tali.
|
Setiap gerak yang terjadi secara berulang dalam selang waktu
yang sama disebut gerak periodik. Karena gerak ini terjadi secara teratur maka
disebut juga sebagai gerak harmonik. Apabila
suatu partikel melakukan gerak periodik pada lintasan yang sama maka geraknya
disebut gerak osilasi/getaran. Bentuk
yang sederhana dari gerak periodik adalah benda yang berosilasi pada ujung
pegas. Karenanya kita menyebutnya gerak
harmonis sederhana.
Gerak
Harmonik Sederhana dapat dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu :
- Gerak Harmonik Sederhana (GHS) Linier, misalnya penghisap dalam silinder gas, gerak osilasi air raksa / air dalam pipa U, gerak horizontal / vertikal dari pegas, dan sebagainya.
- Gerak Harmonik Sederhana (GHS) Angular, misalnya gerak bandul/ bandul fisis, osilasi ayunan torsi , dan sebagainya.
Beberapa Contoh Gerak Harmonik Sederhana :
- Gerak harmonik pada bandul
·
Gambar 1.2
Gerak harmonik pada bandul
Ketika
beban digantungkan pada ayunan dan tidak diberikan gaya, maka benda akan dian
di titik keseimbangan B. Jika beban
ditarik ke titik A dan dilepaskan, maka beban akan bergerak ke B, C, lalu
kembali lagi ke A. Gerakan beban akan
terjadi berulang secara periodik, dengan kata lain beban pada ayunan di atas
melakukan gerak harmonik sederhana.
- Gerak harmonik pada pegas
·
Gambar
1.3
Gerak vertikal pada pegas
Semua
pegas memiliki panjang alami sebagaimana tampak
pada gambar. Ketika sebuah benda
dihubungkan ke ujung sebuah pegas, maka pegas akan meregang (bertambah panjang)
sejauh y. Pegas akan mencapai titik kesetimbangan jika tidak diberikan gaya
luar (ditarik atau digoyang).
Besaran Fisika pada Ayunan Bandul yaitu :
Periode (T)
Benda
yang bergerak harmonis sederhana pada ayunan sederhana memiliki periode. Periode ayunan (T) adalah waktu yang
diperlukan benda untuk melakukan satu getaran.
Benda dikatakan melakukan satu getaran jika benda bergerak dari titik di
mana benda tersebut mulai bergerak dan kembali lagi ke titik tersebut. Satuan periode adalah sekon atau detik.
Frekuensi (f)
Frekuensi
adalah banyaknya getaran yang dilakukan oleh benda selama satu detik, yang
dimaksudkan dengan getaran di sini adalah getaran lengkap. Satuan frekuensi adalah hertz.
Hubungan antara Periode dan Frekuensi
Frekuensi
adalah banyaknya getaran yang terjadi selama satu detik. Dengan demikian selang waktu yang dibutuhkan
untuk melakukan satu getaran adalah :
Selang waktu yang dibutuhkan untuk melakukan satu getaran adalah periode. Dengan demikian, secara matematis hubungan antara periode dan frekuensi adalah sebagai berikut:
Keterangan
:
T=
Periode (s)
f=
frekuensi (Hz)
Amplitudo
Pada
ayunan sederhana, selain periode dan frekuensi, terdapat juga amplitudo. Amplitudo adalah perpindahan maksimum dari
titik kesetimbangan.
1.1
GAYA PEMULIH
A.
Definisi Gaya Pemulih
Gaya Pemulih adalah gaya yang besarnya
sebanding dengan simpangan dan selalu berlawanan arah dengan arah
simpangan. Gaya Pemulih dimiliki oleh
setiap benda elastis yang terkena gaya, sehingga benda elastis tersebut berubah
bentuk. Gaya pemulih yang menyebabkan
benda bergerak harmonik sederhana. Pada
pegas yang tertekan gaya pemulih F = −k.x
·
Gambar
1.4
Gerak bolak balik suatu benda disekitar titik
Kesetimbangannya merupakan gaya
pemulih.
B. Gaya Pemulih
dibedakan menjadi dua, yaitu :
1.
Gaya
Pemulih Pada Pegas
Pada dasarnya osilasi alias getaran dari pegas yang
digantungkan secara vertikal sama dengan getaran pegas yang diletakan
horisontal. Bedanya, pegas yang
digantungkan secara vertikal lebih panjang karena pengaruh gravitasi yang
bekerja pada benda.
Gambar 1.5
Osilasi
Harmonik
Pada pegas yang kita letakan horisontal (mendatar), posisi
benda disesuaikan dengan panjang pegas alami.
Pegas akan meregang atau mengerut jika diberikan gaya luar (ditarik atau
ditekan). Nah, pada pegas yang
digantungkan vertikal, gravitasi bekerja pada benda bermassa yang dikaitkan
pada ujung pegas. Akibatnya, walaupun
tidak ditarik ke bawah, pegas dengan sendirinya meregang sejauh x0. Pada keadaan ini benda yang digantungkan pada
pegas berada pada posisi setimbang.
Berdasarkan
hukum II Newton, benda berada dalam keadaan
setimbang jika gaya total = 0. Gaya yang bekerja pada
benda yang digantung adalah gaya pegas (F0 = -kx0) yang
arahnya ke atas dan gaya berat (w = mg) yang arahnya ke bawah. Total kedua gaya ini sama dengan nol.
Jika kita meregangkan pegas (menarik pegas ke bawah) sejauh
x, maka pada keadaan ini bekerja gaya pegas yang nilainya lebih besar dari pada
gaya berat, sehingga benda tidak lagi berada pada keadaan setimbang (perhatikan
gambar di bawah).
Total kedua gaya ini tidak sama dengan nol karena terdapat
pertambahan jarak sejauh x sehingga gaya pegas bernilai lebih besar dari gaya
berat. Karena terdapat gaya pegas (gaya
pemulih) yang berarah ke atas maka benda akan bergerak ke atas menuju titik
setimbang. (lihat gambar di bawah).
Pada titik setimbang, besar gaya total = 0, tetapi laju gerak
benda bernilai maksimum (v maks), sehingga benda bergerak terus ke atas sejauh
-x. Laju gerak benda perlahan-lahan
menurun, sedangkan besar gaya pemulih meningkat dan mencapai nilai maksimum
pada jarak -x. Setelah mencapai jarak
-x, gaya pemulih pegas menggerakan benda kembali lagi ke posisi setimbang
(lihat gambar di bawah).
Demikian seterusnya, benda akan bergerak ke bawah dan ke atas
secara periodik. Dalam kenyataannya,
pada suatu saat tertentu pegas tersebut berhenti bergerak karena adanya gaya
gesekan udara. Semua benda yang bergetar
di mana gaya pemulih F berbanding lurus dengan negatif simpangan (F = -kx), maka
benda tersebut dikatakan melakukan gerak harmonik sederhana (GHS) alias
Osilator Harmonik Sederhana (OHS).
Hukum Hooke
Robert
Hooke
Jika gaya yang bekerja pada sebuah pegas dihilangkan, pegas
tersebut akan kembali pada keadaan semula.
Robert Hooke, ilmuwan berkebangsaan Inggris menyimpulkan bahwa sifat elastis pegas
tersebut ada batasnya dan besar gaya pegas sebanding dengan pertambahan panjang
pegas. Dari penelitian yang dilakukan,
didapatkan bahwa besar gaya pegas pemulih sebanding dengan pertambahan panjang
pegas. Secara matematis, dapat dituliskan sebagai :
Tanda (-) diberikan karena arah gaya pemulih pada pegas berlawanan dengan arah gerak pegas tersebut.
Susunan Pegas
Konstanta pegas dapat berubah nilainya, apabila pegas - pegas
tersebut disusun menjadi rangkaian. Besar konstanta total rangkaian pegas
bergantung pada jenis rangkaian pegas, yaitu rangkaian pegas seri atau paralel.
·
Seri / Deret
Gambar
1.6. Rangkaian pegas seri dengan konstanta masing-masing k1 dan k2.
Gaya yang bekerja pada setiap pegas adalah sebesar F,
sehingga pegas akan mengalami pertambahan panjang sebesar
dan
. Secara umum, konstanta total pegas yang disusun seri
dinyatakan dengan persamaan :
, dengan kn = konstanta pegas ke - n.
·
Paralel
Gambar
1.7. Rangkaian pegas paralel dengan konstanta masing-masing k1 dan k2.
Jika rangkaian pegas ditarik dengan gaya sebesar F, setiap
pegas akan mengalami gaya tarik sebesar
dan
, pertambahan panjang sebesar
dan
. Secara umum,
konstanta total pegas yang dirangkai paralel menurut Hukum Hooke adalah:
Secara umum, konstanta total pegas yang dirangkai paralel
dinyatakan dengan persamaan :
ktotal = k1 + k2 + k3
+....+ kn, dengan kn = konstanta pegas ke - n.
dengan kn = konstanta pegas ke-n.
2. Gaya Pemulih Pada Ayunan Sederhana
·
Gambar
1.8
Ayunan Bandul Matematis
Ayunan Metamatis atau Ayunan
sederhana merupakan suatu partikel massa yang tergantung pada suatu titik tetap
pasa seutas tali dengan, massa tali dapat diabaikan dan tali tidak dapat
bertambah panjang.
Dari gambar tersebut, terdapat sebuah
beban bermassa
tergantung pada seutas
kawat halus sepanjang
dan massanya dapat
diabaikan. Apabila bandul itu bergerak
vertikal dengan membentuk sudut
, gaya pemulih bandul tersebut adalah
. Secara matematis
dapat dituliskan sebagai berikut :
Oleh karena
maka persamaannya dapat dituliskan
sebagai berikut :
Keterangan :
F = Gaya pemulih (N)
g =
Percepatan gravitasi (
)
m= Massa
Benda (kg)
= Sudut
simpangan
Gambar 1.9 . (a)
Sebuah bandul digantungkan pada kawat halus sepanjang l . (b)
Kemudian, bandul disimpangkan sejauhθ sehingga gaya pemulih bandul adalah F = -mg
sinθ = -mg (y/l)
1.2
Persamaan Gerak Harmonik Sederhana
1.
Persamaan
Simpangan Gerak Harmonik
Persamaan
gerak harmonik sederhana didapatkan dari proyeksi gerak melingkar beraturan
pada sumbu-x atau sumbu-y. Perhatikanlah
Gambar 9 yang memperlihatkan sebuah kereta mainan sedang bergerak melingkar di
jalurnya.
Gambar 1.10 Rangkaian
alat sederhana yang memperlihatkan hubungan antara GMB dan gerak harmonik
sederhana. Saat kereta mainan bergerak
di jalur melingkar dengan kecepatan tetap, bayangannya akan bergerak harmonik
sederhana.
|
Dalam hal
ini, kereta mainan tersebut bergerak melingkar beraturan dan bayangan kereta
mainan yang terbentuk akibat cahaya lampu yang diarahkan padanya akan bergerak
bolak-balik. Perhatikanlah Gambar 1.11.
Apabila
kereta mainan itu diumpamakan sebagai titik P yang bergerak melingkar beraturan
dengan kecepatan tetap v0 dan jari-jari lingkaran R
= x0, titik P tersebut akan bergerak bolakbalik di antara +x0 dan
–x0. Posisi titik P menurut
sumbux dinyatakan sebagai
x = x0 cosθ
(1-13)
Di
kelas X, Anda telah mempelajari bahwa periode (T) adalah waktu yang dibutuhkan
untuk melakukan satu putaran penuh. Oleh
karena θ= 2π maka waktu yang dibutuhkan oleh titik P untuk bergerak dari titik
+x0 hingga ke posisinya digambar adalah :
(1-14)
(1-14)
Dengan demikian, hubungan antara sudut
dan waktu dapat juga dituliskan sebagai :
(1-15)
(1-15)
Apabila Persamaan (1–15) disubstitusikan
ke Persamaan (1–14) didapatkan :
(1-16)
(1-16)
Anda telah mengetahui bahwa frekuensi
berbanding terbalik dengan periode
Anda telah mengetahui bahwa frekuensi
berbanding terbalik dengan periode :
Dengan demikian, Persamaan (1–16) dapat ditulis sebagai :
x = x0 cos 2πft (1-17)
Oleh karena :
ω (kecepatan sudut), Persamaan (1–16) dan Persamaan (1–17) dapat dituliskan :
x = x0 cosω t (1-18)
dengan:
x = simpangan getaran benda (m),
x0 = jari-jari lingkaran atau amplitudo atau simpangan terjauh getaran benda (m),
ω = kecepatan sudut (rad/s), dan
t = waktu getar (sekon).
Dengan demikian, Persamaan (1–16) dapat ditulis sebagai :
x = x0 cos 2πft (1-17)
Oleh karena :
ω (kecepatan sudut), Persamaan (1–16) dan Persamaan (1–17) dapat dituliskan :
x = x0 cosω t (1-18)
dengan:
x = simpangan getaran benda (m),
x0 = jari-jari lingkaran atau amplitudo atau simpangan terjauh getaran benda (m),
ω = kecepatan sudut (rad/s), dan
t = waktu getar (sekon).
Persamaan-persamaan yang telah
diuraikan, yaitu Persamaan (1–13) sampai Persamaan (1–18) menyatakan gerak
melingkar benda yang diproyeksikan terhadap sumbu-x. Apabila gerak melingkar benda diproyeksikan
menurut sumbu-y, persamaan posisi benda dinyatakan sebagai y = y0 sinθ
sehingga diperoleh persamaan simpangan gerak harmonik sederhana :
y = y0 sinω t (1-19)
Gambar 11. memperlihatkan hubungan antara simpangan (y) terhadap waktu (t) dari persamaan simpangan y = A sin ω t. Dari grafik tersebut dapat diketahui bahwa nilai simpangan (ymaks) = A, yaitu amplitudo simpangan tersebut.
y = y0 sinω t (1-19)
Gambar 11. memperlihatkan hubungan antara simpangan (y) terhadap waktu (t) dari persamaan simpangan y = A sin ω t. Dari grafik tersebut dapat diketahui bahwa nilai simpangan (ymaks) = A, yaitu amplitudo simpangan tersebut.
2.
Persamaan
kecepatan Gerak Harmonik
Kita
telah mempelajari bahwa kecepatan adalah turunan pertama dari fungsi
posisi. Hal ini berlaku juga untuk gerak
harmonik.
· Kecepatan Gerak Harmonik Sederhana
Dari
persamaan gerak harmonik sederhana
Kecepatan gerak harmonik sederhana secara matematis, dituliskan sebagai berikut :
Kecepatan gerak harmonik sederhana secara matematis, dituliskan sebagai berikut :
Kecepatan maksimum diperoleh jika nilai atau , sehingga didapatkan nilai maksimum gerak harmonik sebagai berikut:
v maksimum = Aω
· Kecepatan untuk Berbagai Simpangan
Persamaan tersebut dikuadratkan
,
maka :
...(1)
Dari persamaan :
...(2)
Persamaan (1) dan (2) dikalikan, sehingga didapatkan :
...(1)
Dari persamaan :
...(2)
Persamaan (1) dan (2) dikalikan, sehingga didapatkan :
Keterangan :
v =kecepatan benda pada simpangan tertentu
ω = kecepatan sudut
A = amplitude
v =kecepatan benda pada simpangan tertentu
ω = kecepatan sudut
A = amplitude
Y = simpangan
3.
Persamaan Percepatan Gerak Harmonik
Persamaan percepatan gerak harmoik dapat ditentukan dari
turunan pertama persamaan kecepatan gerak harmonik terhadap waktu.
Dari persamaan kecepatan :
, maka Percepatan gerak harmonik secara matematis, dituliskan
sebagai berikut:
Percepatan maksimum jika atau = 900 =
Note:
Dari persamaan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam gerak harmonis, percepatan getar benda berbanding lurus dengan simpangannya. Semakin besar simpangannya maka semakin besar pula percepatannya.
Dari persamaan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam gerak harmonis, percepatan getar benda berbanding lurus dengan simpangannya. Semakin besar simpangannya maka semakin besar pula percepatannya.
Tanda
negatif (-) pada persamaan percepatan gerak harmonik menunjukkan bahwa arah
percepatan gerak selalu menuju ke titik kesetimbangannya, yaitu y = 0.
Hubungan Gerak Harmonik Sederhana (GHS) dan Gerak Melingkar Beraturan (GMB)
Gambar 1.13 Gerak Melingkar
Gerak Melingkar Beraturan dapat dipandang sebagai gabungan
dua gerak harmonik sederhana yang saling tegak lurus, memiliki Amplitudo (A)
dan frekuensi yang sama namun memiliki beda fase relatif
atau kita dapat memandang Gerak Harmonik Sederhana sebagai
suatu komponen Gerak Melingkar Beraturan.
Jadi dapat diimpulkan bahwa pada suatu garis lurus, proyeksi sebuah
benda yang melakukan Gerak Melingkar Beraturan merupakan Gerak Harmonik
Sederhana. Frekuensi dan periode Gerak Melingkar Beraturan sama dengan
Frekuensi dan periode Gerak Harmonik Sederhana yang diproyeksikan.
Misalnya sebuah benda bergerak dengan laju tetap (v) pada
sebuah lingkaran yang memiliki jari-jari A sebagaimana tampak pada gambar di
samping. Benda melakukan Gerak Melingkar Beraturan, sehingga kecepatan
sudutnya bernilai konstan. Hubungan
antara kecepatan linear dengan kecepatan sudut dalam Gerak Melingkar Beraturan
dinyatakan dengan persamaan :
Karena jari-jari (r) pada Gerak Melingkar Beraturan di atas
adalah A, maka persamaan ini diubah menjadi :
,
... (1)
Simpangan sudut (teta) adalah perbandingan antara jarak
linear x dengan jari-jari lingkaran (r), dan dinyatakan dengan persamaan :
... (2), x adalah jarak linear, v adalah kecepatan linear dan
t adalah waktu tempuh (x = vt adalah persamaan Gerak Lurus alias Gerak
Linear). Kemudian v pada persamaan 2
digantikan dengan v pada persamaan 1 dan jari-jari r digantikan dengan A :
Dengan demikian, simpangan sudut benda relatif terhadap sumbu
x dinyatakan dengan persamaan :
... (3) (
adalah simpangan waktu pada t = 0})
Pada gambar di atas, posisi benda pada sumbu x dinyatakan
dengan persamaan :
...(4)
Persamaan posisi benda pada sumbu y :
Keterangan :
A = amplitudo
= kecepatan sudut
= simpangan udut pada saat t = 0
1.3
Fase, Sudut Fase, dan Beda Fase Gerak Harmonik
1.
Fase
Gerak Harmonik
Fase gerak
harmonik merupakan suatu keadaan gerak yang berhubungan dengan arah simpangan
dan arah geraknya pada waktu tertentu.
Gerak harmonik sederhana akan
lebih mudah diketahui bila dikenal keadaannya (fasenya).
Apabila titik Q
telah bergetar t detik, fasenya
adalah :
=
Sesudah bergetar (
t + T) detik, Fasenya:
+ 1
Ketika titik Q
awal sama dengan keadaan titik Q akhir.
Jadi titik- titik
yang Fasenya
, 1 +
, 2 +
....... dan seterusnya, keadaannya selalu sama.
2.
Sudut Fase dan Beda Fase
Titik – titik yang fasenya sama mempunyai perbedaan fase
: 0, 1, 2, 3, 4, ..... dan seterusnya.
Titik – titik yang fasenya berlawanan mempunyai perbedaan
fase
, 1
, 2
, 3
.... dan seterusnya.
Berdasarkan
persamaan simpangan :
y =
A sin ( 2
+
0 )
Dapat diturunkan
menjadi persamaan sudut fase berikut :
0 =
+
0
= 2
+
) =
Faktor
disebut sudut fase, yaitu
= 2
+
) posisi
sudut selama benda bergerak harmonik.
Besarnya
fase dapat dihitung dengan persamaan berikut :
Nilai fasenya
biasanya diambil bilangan pecahannya saja. Misalkannya besarnya fase getaran
adalah
, 1
, 2
, maka besarnya fase cukup disebut
saja
karena posisinya partikel yang bergetar untuk ketiga fase getar tersebut sama.
Bilangan bulat di depan pecahan, menunjukkan banyaknya getaran penuh yang
terlewati.
Beda fase dibedakan menjadi dua
yaitu :
1.
Beda fase getaran suatu titik dengan
selang waktu t= t1 dan t= t2
Persamaan yang dipakai untuk menghitung besarnya beda fase dengan selang waktu dari t1 sampai t2 adalah :
Persamaan yang dipakai untuk menghitung besarnya beda fase dengan selang waktu dari t1 sampai t2 adalah :
2. Beda fase dua getaran pada waktu sama,. Kita juga dapat menghitung beda fase dua getaran pada waktu yang sama. Misalkan dua getaran masing - masing dengan periode T1 dan T2 maka beda fase keduanya setelah bergetar selama t sekon dapat dicari dengan persamaan berikut :
Dua kedudukan tersebut akan dikatan sefase bila nilai beda fase merupakan bilangan cacah (tanpa pecahan ataupun desimal). Sebaliknya kedudukan akan dikatakan berlawanan fase apabila nilai beda fase berupa bilangan cacah+1/2(dengan pecahan ataupun desimal).
1.4
Periode dan Frekuensi Gerak
Harmonik
1. Periode
dan Frekuensi pada Getaran Pegas
Perhatikanlah Gambar 13. Periode (T)
adalah waktu yang dibutuhkan pegas untuk melakukan satu kali gerak bolak-balik
dari O – A – O – B – O, sedangkan frekuensi ( f ) adalah kebalikan dari
periode.
Sebuah benda dengan massa m yang digantung pada ujung sebuah pegas. Kedudukan benda pada
ujung pegas pada saat pegas dalam keadaan diam disebut kedudukan setimbang benda.
Gerak harmonik selalu dipengaruhi oleh sebuah gaya (F) yang besarnya sebanding dengan
simpangan (y) dan arahnya selalu
menuju titik setimbangnya.
Besarnya gaya
tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut :
F
= -ky (
Notasi skalar)
( Notasi Vektor)
F = -ky
Dengan k sebagai
ketetapan dan y besarnya simpangan
diukur dari keadaan seimbang. Persamaan ini dapat juga ditulis :
ma =
-ky dengan a =
Percepatan merupakan turunan kedua dari persamaan simpangan, sehingga akan
diperoleh persamaan :
m
= -ky
= -
Atau
=
= 0
Persamaan diatas disebut persamaan diferensial. Hasil
penyelesainnyaadalah :
Y = A sin
Secara matematis periode gerak harmonik pada pegas dapat diturukan menjadi
:
T =
= 2
Persamaan frekuensi gerak harmoniknya menjadi :
F =
2. Periode
dan frekuensi Pada Ayunan Sederhana
Periode ayunan
adalah waktu yang dibutuhkan ayunan itu untuk melakukan satu kali gerak
bolak-balik dari titik P – O – Q – O – P, seperti terlihat pada Gambar 1.15.
Sebuah beban m diikat dengan
seutas tali yang panjangnya l ,
kemudian diayunkan. Sistem semacam ini disebut ayunan sederhana.
Gaya yang memepengaruhi gerak ayunan F = mg sin
dengan sudut simpangan sebesar
dan l adalah
panjang tali ayunan sebesar l.
Ayunan dengan sudut kecil dapat dianggap gerak harmonik. Untuk
sudut
kecil, maka tan
, sehingga
busur lingkarang (s = l.
sama dengan simpangan y = l sin
Berdasarkan bentuk simpangannya diperoleh persamaan berikut :
Sin
Besarnya gaya pemulih yang bekerja adalah :
F = m . g .
Berdasarkan persamaan hubungan anatar gaya dan konstanta gaya telah
diketahui bahwa :
F = ky =
Sehingga :
k =
k =
atau k =
m
, sehingga
:
Keterangan :
T = Periode getaran ayunan (s)
l = panjang tali
ayunan (m)
g = percepatan gravitasi bum (m/
)
1.5Aplikasi Gerak Harmonik Sederhana
1. Shockabsorber pada Mobil
Gambar 1.16
Shockabsorber pada mobil
Peredam kejut (shockabsorber) pada mobil memiliki komponen
pada bagian atasnya terhubung dengan piston
dan dipasangkan dengan rangka kendaraan.
Bagian bawahnya, terpasang dengan silinder bagian bawah yang dipasangkan dengan as
roda. Fluida kental
menyebabkan gaya redaman yang bergantung pada kecepatan relatif dari kedua
ujung unit tersebut. Hal ini membantu untuk mengendalikan
guncangan pada roda.
2.
Jam Mekanik
Gambar
1.17
Jam
Mekanik
Pada roda
keseimbangan dari suatu jam mekanik memiliki komponen pegas. Pegas akan memberikan suatu torsi pemulih
yang sebanding dengan perpindahan sudut dan posisi kesetimbangan. Gerak ini dinamakan gerak harmonik sederhana
sudut (angular).
3. Garpu Tala
Gambar 1.18
Garpu tala
Garpu tala dengan ukuran yang berbeda menghasilkan bunyi dengan
pola titinada yang berbeda. Makin kecil
massa m pada gigi garpu tala, makin tinggi frekuensi osilasi dan makin tinggi pola titinada dari bunyi
yang dihasilkan garpu tala.
4.
Jam Kakek atau
Jam Bandul
Gambar 1.19
Jam Kakek atau Jam Bandul
Jam bandul mempunyai bandul yang terus bergerak ke
kiri dan ke kanan jam ini mempunyai rantai-rantai dengan beban yang harus
ditarik tiap beberapa hari. Saat jarum
jam panjang menunjukkan angka 12, bila-bila pada jam ini akan menghsilkna
deting suara yang merdu.
Ada dua jenis jam badul, jenis pertama menggunakan tenaga yang berasal dari
gerak rantai dan beban. Jenis kedua
menggunakan tenaga pegas. Baik jam pegas
atau jam rantai memiliki mekanisme pemutar. Pada bagian
pemutar ini terdapat roda-roda gigi yang saling bertautan.
Diantaranya roda gigi penunjuk detik, menit, dan jam.
Tidak ketinggalan ula roda-roda gigi untuk bilah-bilah
pada penunjuk waktu. Pada jambandul yang punya fasilitas
lengkap, terdapat juga roda gigi penunjuk hari dan bulan.
Karena tidak menggunakan baterai, jam bandul bekerja
dengan memanfaatkan tenaga gravitasi atau pegas. Bandul memiliki peranan penting.
Poros bandul ini tekait dengan bagian yang berfungsi
menggerakkan roda gigi penunjuk detik, menit, jam, dan seterusnya. Tanpa adanya
gerakan bandul, jam tidak dapat menunjukkan waktu dengan benar. Apabila bila
bandul atau pendulum berhenti bergerak, otomatis jam bandul akan mati.
Itu sebabnya, sebelum bandul berhenti, rantai beban harus
di tarik keposisi semula. Garakan rantai akibat gravitasi akan
memutar roda utama yang selanjutnya menggerakkan bandul dan memutar roda gigi.
BAB III
PENUTUP
1.7
Kesimpulan
Ø
Gerak Harmonik Sederhana adalah gerak suatu benda secara bolak balik melalui
titik keseimbangan, gerak ini terjadi secara teratur.
Ø
Gaya Pemulih adalah gaya yang
besarnya sebanding dengan simpangan dan selalu berlawanan arah dengan arah
simpangan
Ø
Persamaan Simpangan Getar
Ø Kecepatan untuk Berbagai Simpangan
Ø Percepatan Gerak Harmonik Sederhana
Dari persamaan kecepatan :
, maka :
Percepatan maksimum jika
atau = 900 =
Percepatan maksimum jika
atau = 900 =
Ø Fase gerak
harmonik merupakan suatu keadaan gerak yang berhubungan dengan arah simpangan
dan arah geraknya pada waktu tertentu. Gerak
harmonik sederhana akan lebih mudah diketahui bila dikenal keadaannya (Fasenya).
Ø Periode ayunan
(T) adalah waktu yang diperlukan benda untuk melakukan satu getaran.
Ø
Frekuensi adalah banyaknya getaran yang
dilakukan oleh benda selama satu detik, yang dimaksudkan dengan getaran di sini
adalah getaran lengkap. Satuan frekuensi
adalah hertz.
1.8
Saran
Demikian tulisan ini saya buat, penulis sadar akan
banyaknya kekurangan dan jauh dari hal sempurna. Masih banyak kesalahan dari makalah ini. Penulis juga membutuhkan kritik dan saran
agar bisa menjadikan motivasi bagi penulis agar kedepan bisa lebih baik
lagi. Terima kasih juga saya ucapkan
kepada segala pihak yang telah membantu hingga makalah ini dapat saya
selesaikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar